Selasa, 12 Juni 2012

468 ad

Cara Budidaya Salak

Cara Budidaya Salak
buah salak
buah salak
Pembibitan Buah Salak
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak
adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman
tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam
pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan
memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan
kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah
tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat
berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik
diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah,
berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman
baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
a) dapat dikerjakan dengan mudah dan murah
b) diperoleh bibit yang banyak
c) tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
d) untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
e) tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan
kekeringan
f) memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.
Kekurangan perbanyakan secara generatif:
a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena
mungkin terjadi penyerbukan silang
b) agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
1) Persyaratan Bibit
Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang
akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
a) Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.
b) Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
c) Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
d) Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
e) Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
f) Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.
2) Penyiapan Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
b) Bibit dari Anakan:
1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik
yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh
dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5
gram, tiap 2-3 minggu sekali
3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
b) Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan
2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam,
konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas
berada dibawah.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x
25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.
Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan
salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan
anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea,
TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
5) Pemindahan Bibit
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan
pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa
dipindahkan ke lapangan.
Pengolahan Lahan Buah Salak
1) Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi dan sumber air.
2) Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
Teknik Penanaman Buah Salak
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4
m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm,
dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang
yang telah jadi sebanyak 10 kg.
2) Cara Penanaman
Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan
kemudian biji mulai tumbuh
3) Lain-lain
Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah
tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya.
Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman
peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh
disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x
10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.
Pemeliharaan Tanaman Buah Salak
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur
sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini
dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai
rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan
ke 4 atau ke 5.
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati
atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak
tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan
(biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan
tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman.
Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan
sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar
tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akarakar
di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
2) Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman
pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang
lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman
salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit
ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman
berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali
atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
3) Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan
tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja
juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk
gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang
ada.
4) Perempalan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun
yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak
harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan).
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga
kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar
diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya
ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian
generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa
berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1
kali.
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan
anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1
atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari
itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan
hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan
sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas
sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang
dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh
baik dan optimal.
5) Pemupukan
Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan
unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut
pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk
akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman
(pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah
dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil,
Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik
yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.
Umur tanaman :
a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl
5 gram. b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
6) Pengairan dan Penyiraman
Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan
agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan
hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja
yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi
kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan
akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan
jumlah yang sesuai.
7) Pemeliharaan Lain
Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk
menjaga agar tanaman tidak roboh.

Rabu, 06 Juni 2012

Penanaman pohon pisang yang baik

I. PENDAHULUAN

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia  Tenggara  termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang merupakan tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. 

Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.

Jenis pisang dibagi menjadi empat :
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.

2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. 3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.

4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).



Manfaat tanama Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang
yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.


II. SYARAT TUMBUH

2.1. Iklim

a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.

b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.


2.2. Media Tanam

a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.

b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.

c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.


2.3.Ketinggian Tempat

Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).

- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.


3.2. Penyiapan Bibit

- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m

- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.


3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam

- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.

- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.

- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.


3.4. Pengolahan Media Tanam

- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.

- Gemburkan tanah yang masih padat

- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.


3.5. Teknik Penanaman

- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.

- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.

- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :



PUPUK
JUMLAH
KETERANGAN
UREA
207 (kg/ha)
Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
SP-36
138 (kg/ha)
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
KCl
608 (kg/ha)
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
Pupuk Kandang
25.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
0,8-10 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
Dolomit
200 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
POC NASA
20 (botol/ha)
Disiramkan 3 bulan sekali
SUPERNASA
10 (botol/ha)
4 bulan sekali
HORMONIK
10 (botol/ha)
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali

3.6. Pemeliharaan Tanaman
- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.

- Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).

- Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.

- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.

- Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
- Pangkas daun kering.
- Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
- Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.


3.7. Pemeliharaan Buah

- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.

- Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.

- Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.


3.8. Hama dan Penyakit

3.8.1. Hama

a. Ulat daun (Erienota thrax.)

Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.


b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)

Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.


c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)

Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.


d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)

Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.


3.8.2. Penyakit

a. Penyakit darah

Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.


b. Panama

Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.


c. Bintik daun

Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.


d. Layu

Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman


e. Daun pucuk

Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.


3.9. Panen

- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.

- Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.

- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.

- Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
Peluang Usaha
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung
penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.

Cara Penanaman Pohon Karet

Cara Budidaya Tanaman Karet Untuk Petani Kecil


Investasi tanaman karet saat ini sangat di lirik oleh para investor karena Indonesia dengan iklim tropis terutama untuk wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan yang sangat cocok untuk budidaya tanaman karet.
Berikut sekilas tahapan cara budidaya tanaman karet :
1. Anggaran dana
Tahap paling utama sebagai langkah pertama yang sangat untuk menentukan.seberapa besar biaya yang di keluarkan untuk investasi di kebun karet.
2. Bibit karet
Titik awal bagus dan tidak nya bibit ada di pembibitan karet.
Ada beberapa contoh klon bibit karet unggul yang populer saat ini :
PB260, GT1, BPM24, IRR39 dan lain sebagai nya.Untuk mendapatkan bibit karet bisa membuat pembibitan sendiri atau juga membeli bibit karet unggul yang telah banyak di rekomendasikan.
Bibit karet bisa di tanam ada 2 type :
- Bibit karet dalam bentuk Stum Mata Tidur
Untuk menanm bibit Stum Mata Tidur sebaiknya pada saat curah hujan banyak agar tidak banyak yang mati hal ini di sebabkan karena Stum Mata Tidur belum keluar akar pada batang bawah.
- Bibit karet dalam Polybag yang siap tanam
Untuk bibit karet yang sudah dalam polybag siap tanam ini lebih tahan terhadap cuaca sekalipun tidak banyak curah hujan terkecuali kemarau panjang
3. Lahan untuk perkebunan karet
Lahan minimal yang di butuhkan yaitu 1 hektar lahan siap tanam.Tahapan ini lebih panjang untuk persiapan agar lahan bisa siap tanam dengan tanaman karet :
- Pembukaan lahan sampai bersih
- Memasang tajir atau pancang agar tanaman karet lebih rapi yang paling populer ukuran jarak tanaman karet saat ini 3 m x 5 m
- Setelah memasang tajir atau pancang tahap selanjutnya membuat melubang tanaman karet
4. Pemeliharaan perkebunan karet
Setelah tertanam bibit karet ke lahan perkebunan, pemeliharaan karet harus optimal mulai dari pembersihan gulma karet,penyemprotan dengan herbisida,menjaga dari hama hewan liar serta penumupukan yang terjadwal
5. Panen atau produksi karet
Jenjang masa pemeliharaan sampai masa tahap panen karet atau produksi karet antara 5 tahun sampai 7 tahun itu tergantung dari pemeliharaan kebun karet yang terjadwal.
Sebagai acuan harga karet sangat tergantung dari fluktuasi perdagangan karet internasional.

Penanaman Seribu Pohon

Bandung – Pada hari Jumat, 30 Desember 2011, Pusat Litbang Permukiman melakukan gerakan penanaman seribu pohon guna mendukung “Menuju Indonesia Hijau”. Penanaman ini dilakukan di lahan kosong yang ada di lingkungan Pusat Litbang Permukiman.
Pusat Litbang Permukiman sendiri mendapat ±1451 buah pohon, 251 diantaranya merupakan sumbangan dari seluruh Balai, Bidang, dan Bagian yang ada di Pusat Litbang Permukiman, serta PT. Inti Bumi Perkasa selaku penyedia jasa pengamanan di Pusat Litbang Permukiman. Sisanya merupakan sumbangan dari Dinas Kehutanan.
Sekitar ±760 pohon yang bersifat bahan bangunan di tanam di lapangan Pusat Litbang Permukiman, lapangan ini direncanakan menjadi semacam arboretum. Arboretum adalah tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Sedangkan sisanya ditanam di sekeliling kampus Pusat Litbang Permukiman.
Acara diawali dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon yang dimulai dari Lapangan dan disekitar Kampus Pusat Litbang Permukiman. Acara penanaman pohon ini diikuti oleh Kepala Pusat Litbang Permukiman dan seluruh staf Pusat Litbang Permukiman. Diharapkan gerakan penanaman seribu pohon ini dapat mendukung Menuju Indonesia Hijau.
Penanaman Pohon oleh Ibu Kepala Pusat Litbang Permukiman
Penanaman Pohon oleh Seluruh Staf Pusat Litbang Permukiman

one

Hello world !!